BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 17 Mei 2009

SBY BERBUDI

SBY: Saya Manusia Biasa, Bukan Superman
Sepuluh Menit, Cawapres Boediono Jawab Keraguan


BANDUNG - Mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapresnya pada pilpres mendatang? Pada deklarasi pencalonannya tadi malam di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, SBY membeberkan sejumlah alasan.

Di antaranya, SBY sudah pernah sepuluh tahun bekerja sama dengan Boediono. Termasuk saat Boediono menjabat sebagai Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu. ''Saya menilai, Pak Boediono adalah muslim yang lurus, jujur, dan sederhana,'' kata SBY saat memberikan pidato politik dalam acara deklarasi tadi malam.




Selain itu, lanjut SBY, Boediono merupakan sosok yang konsisten, toleran, cerdas, ulet, kerja keras, dan bertanggung jawab. ''Saat menjadi Menko, beliau adalah seorang koordinator yang berpikir utuh, cermat, dan tidak berusaha mencari muka,'' ujarnya.

Yang lebih penting bagi SBY, dalam mengemban tugas, Boediono relatif tidak memiliki konflik kepentingan, baik kepentingan bisnis maupun motivasi politik lainnya. Sebab, Boediono seorang ekonom murni dan tidak berasal dari partai politik. Juga bukan seorang pengusaha.

Rupanya, alasan-alasan tersebut merupakan cermin dari pengalaman SBY yang kurang menyenangkan selama 4,5 tahun berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan ketua umum Partai Golkar dan juga pengusaha. ''Saya yakin, jika kami berhasil terpilih, Pak Boediono akan mampu dan tepat mendampingi saya untuk melanjutkan tugas pemerintahan dan mengatasi krisis perekonomian,'' tegasnya disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.

SBY juga meminta agar parpol-parpol peserta koalisi bersama-sama membangun kabinet presidensial yang amanah. ''Kabinet adalah forum untuk bekerja. Bukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri,'' jelasnya.

Dalam acara deklarasi tadi malam, SBY menyatakan tidak bisa berjanji terlalu banyak. Sebab, situasi dunia saat ini sangat kompleks. Terutama masalah ekonomi. SBY hanya berjanji untuk terus bekerja dan memberikan hasil nyata, bukan wacana. ''Jika saya terpilih lagi, saya akan terus bekerja dan bekerja. Sabar, tegar, serta berikhtiar terhadap terpaan dan hinaan. Konsisten, berpikir, bertindak tepat, dan rasional,'' papar SBY.

Dia menyatakan akan berusaha keras agar pemerintahan yang dipimpinnya bebas dari kepentingan politik, bisnis, dan usaha mencari keuntungan pribadi. Juga tidak akan silau terhadap harta dan godaan materi lainnya. ''Tapi, saya manusia biasa. Saya bukan Superman. Karena itu, saya akan berusaha dengan bantuan rakyat dan rida Allah SWT,'' kata SBY.

Setelah SBY, Boediono mendapat kesempatan berpidato. Penjelasannya runtut, singkat, dan taktis. Selama 10 menit menyampaikan pidato politiknya, sedikitnya Boediono mendapatkan sambutan tepuk tangan delapan kali. Pada kesempatan itu, dia menjawab semua tudingan miring yang dialamatkan kepadanya. Terutama yang terkait tudingan bahwa dirinya antek asing dan penganut neoliberalisme.

Gubernur BI itu mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada SBY, parpol mitra koalisi, dan istrinya. ''Ini kehormatan besar bagi saya dan keluarga. Bagi saya, ini tak terduga. Sejak awal saya merintis karir sebagai ekonom dan guru. Saya tidak pernah bercita-cita memegang jabatan puncak,'' kata pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943, itu.

Menurut Boediono, tantangan dan risiko sudah tampak sejak awal. Namun, bagi dia, itu semua merupakan tanda demokrasi yang hidup.

Guru besar UGM itu menilai SBY merupakan pemimpin yang tangguh menghadapi situasi krisis yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Bukti nyatanya, kata Boediono, saat krisis Indonesia bersama Tiongkok dan India masih mencetak pertumbuhan yang positif.

Pengalaman tiga tahun sebagai Menko dijadikan modal Boediono untuk menjalankan pemerintahan yang cepat, tepat, dan akuntabel. ''Gerakan antikorupsi belum selesai,'' katanya.

Boediono juga menjawab secara tidak langsung mengenai tudingan bahwa dirinya penganut neoliberalisme. ''Perekonomian tak bisa sepenuhnya diserahkan pasar bebas. Selalu diperlukan intervensi dengan aturan main yang adil,'' tegas Boediono.

Menurut dia, negara tidak boleh terlalu banyak melakukan campur tangan karena bisa mematikan kreativitas. Tapi, kata dai, negara tidak boleh tidur. ''Pemerintah bersih tidak hadir hanya dipidatokan,'' katanya. ''Tidak boleh mencampuradukkan kepentingan bisnis dan politik,'' sambungnya.

Boediono juga mengingatkan, pada awal abad ke-20, Bung Karno membacakan pleidoi Indonesia Menggugat di Bandung. ''Kini kita juga harus menggugat penjajahan dari luar dan dalam,'' katanya.

Menkeu pada era Megawati itu prihatin atas sikap bangsa yang terlalu merasa terpuruk. Padahal, sebenarnya bangsa Indonesia mampu bangkit. ''Saya janji, bekerja membuat Indonesia lebih sanggup. Membebaskan rakyat dari kemiskinan. Saya siap bekerja mulai hari ini,'' katanya.

Boediono hari ini juga akan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai gubernur BI kepada SBY. Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang gubernur BI menjadi capres atau cawapres. ''Tapi, secara moral, saya harus mundur,'' katanya.

Acara deklarasi tadi malam dihadiri dua ribu undangan dari berbagai parpol pendukung SBY-Boediono. Pernyataan deklarasi tadi malam dibacakan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi didampingi Sekjen 22 parpol pendukung koalisi.

Parpol pendukung koalisi tersebut terdiri atas lima parpol parlemen (lolos ketentuan 2,5 persen dalam pemilu legislatif). Yaitu, Demokrat, PKB, PAN, PPP, dan PKS. Ditambah 18 parpol yang tidak lolos parliamentary threshold (PT). Di antaranya, Pelopor, PKPI, PBR, PBB, PDP, dan PPI.

Semua ketua umum parpol hadir dalam acara tersebut kecuali Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir. PAN diwakili Patrialis Akbar dan Zulkiefli Hasan. Saat itulah, di-launching sebutan SBY Berboedi, yang artinya SBY bersama Boediono.

SBY dan Boediono tadi malam kompak mengenakan baju merah. Keduanya juga berpeci hitam. Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono juga mengenakan pakaian seragam.

Negosiasi SBY dan PKS

Sebelum dimulainya deklarasi, sempat terjadi negosiasi antara PKS dan SBY. Perwakilan PKS yang terdiri atas Ketua Majelis Syura Hilmi Aminudin, Presiden Tifatul Sembiring, dan Sekjen Anis Matta menemui SBY dan Boediono di Hotel Sheraton. Pertemuan berlangsung pukul 17.00 hingga pukul 18.30.

Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos, PKS bersedia menerima Boediono sebagai cawapres asalkan mendapatkan jatah untuk posisi menteri pendidikan nasional. Perdebatan sempat alot karena kalangan NU dan Muhammadiyah kurang sreg kalau PKS memegang kendali pendidikan nasional. Selama ini Mendiknas selalu dipegang kalangan Muhammadiyah.

Hingga pertemuan berakhir, Tifatul tak bersedia memberikan penjelasan kepada wartawan. ''Insya Allah, koalisi jalan terus,'' kata Tifatul. Dan, memang akhirnya Tifatul hadir dalam deklarasi SBY Berboedi. Namun, tidak jelas permintaan PKS mendapatkan jatah Mendiknas dikabulkan atau tidak.

Boediono Naik Kereta Api

Saat berangkat ke Bandung untuk menghadiri deklarasi capres-cawapres, Boediono memilih menumpang kereta api Parahyangan dari Stasiun Gambir. KA Parahyangan merupakan kereta kelas menengah di bawah Argo Gede. Tiketnya untuk kelas eksekutif hanya Rp 45 ribu per orang. Boediono memborong dua gerbong di eksekutif 1 dan 2.

Rombongan cawapres Partai Demokrat itu berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.30. Boediono yang mengenakan kemeja kotak-kotak merah dipadu jaket cokelat duduk di kursi 7A. Sedangkan istrinya, Herawati, duduk berhadapan di kursi 7B.

Dalam perjalanan tersebut, Boediono mengajak beberapa ekonom seperti Raden Pardede, Chatib Basri, dan M. Ikhsan. Selain mereka, dalam gerbong terdapat beberapa tokoh seperti Goenawan Mohamad, Ayu Utami, dan Rizal Mallarangeng.

Sejak dari Gambir hingga tiba di Bandung, Boediono tidak banyak memberikan pernyataan kepada wartawan. Setiap ditanya soal pencalonannya sebagai cawapres, Boediono hanya tersenyum. ''Nanti saja ada waktunya,'' katanya.

Tiba di Bandung, Boediono menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Ukhuwah di Jalan Wastukencana. Setelah itu, gubernur BI itu dibawa ke Gedung Indonesia Menggugat, gedung yang pernah digunakan untuk mengadili Soekarno oleh Pengadilan Belanda 79 tahun lalu.

Di gedung tersebut dilangsungkan prosesi pelepasan Boediono dari kelompok intelektual menjadi negarawan dan politikus. Orasi pelepasan dibacakan budayawan Goenawan Mohamad.

''Dia bukan politisi, bukan selebriti, bukan vote gathers. Boediono dikenal sebagai pejabat dan pribadi yang bersih,'' kata Goenawan.

Kesederhanaan tidak hanya terlihat pada sosok Boediono. Istrinya, Herawati, 65, juga terkesan sangat sederhana. Ibu dua anak dan lima cucu itu mengenakan kemeja putih dipadu dengan jaket rajutan putih juga.

Saat ditanya tentang perasaannya, Herawati tersenyum. ''Ah, biasa saja,'' kata Herawati yang juga mengaku lupa kapan suaminya mendapat kepastian untuk disandingkan dengan SBY. (Jawa Pos Sabtu, 16 Mei 2009)

SBY Tokoh Berpengaruh Time Nomor 9

Kalahkan Obama, SBY Tokoh Berpengaruh Time Nomor 9
BERITA – areaberita.blogspot.com – Nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui berhasil masuk salah sebagai salah satu nominasi. Uniknya SBY mendapat nomor urut 9 dan berhasil melampaui ranking Presiden Amerika Serikat Barack H Obama yang hanya mampu bertengger diposisi 20. Perlu diketahui, posisi pertama 100 nama tokoh paling berpengaruh di dunia versi Time berhasil direbut oleh Edward Kennedy dan disusul oleh Gordon Brown serta Christine Lagarde

0 comments: